Welcome to www.elsajalanjalan.com! 😍
Oke, ada lima alasan penting kenapa saya memilih menulis blog. Alasan pertama sebagai pengingat. Sebaik-baik nasihat adalah nasihat yang ditujukan untuk diri sendiri. Begitu pula ketika menulis di blog. Kedengarannya kolot ya? Baik. Enggak masalah, soalnya saya agak parno dengan Alzheimer. Penyakit yang menghancurkan memori dan fungsi mental lainnya. Banyak hal yang saya rasakan, saya pahami, dan saya alami selama seperempat abad ini, jadi penting rasanya bagi saya untuk selalu bersyukur akan keadaan saya sekarang. Tidak menggerutu terkait ''kok saya begini-begini terus, teman saya sudah nikah, punya mobil, dan lain sebagainya''. Sebagai pengingat kalau saya pernah merinitis pendidikan hingga susah payah lulus, kemudian bekerja. Nyatanya bahwa hidup dan hanya sementara dan manusia tidak akan pernah merasa puas. Pencapaian yang dianggap sepele padahal banyak lika-liku hidup didalamnya. Ataupun ketika saya sudah merasa di posisi 'paling', saya ingat, bahwa ada yang ada lebih diatas, maka jangan sombong.
Postingan ini saya tuliskan sebagai bentuk dorongan saya pada milenials lainnya. Banyak yang bilang milenials malas, maunya instant, tidak mau berusaha, hingga tidak mau menabung.
Pengen rajin nulis tapi yang ditatap layar handphone terus, pengen ngblog tapi enggak pernah buka draft blognya, yaaaah sama aja. Kalau dibilang tips and tricks, tidak juga sih, saya hanya sharing alasan mengapa saya menulis blog. Ya, dari saya yang (sedang menjadi) milenials. LOL.
Milenials mungkin tidak wajib menulis di blog, ya sekarang sudah banyak sekali platform untuk sharing apapun. Mulai dari blog, podcast, video vlog, semua orang berhak memilih. Bahkan yang sedang in, microblog di instagram. Dimana gambar dan tulisan bisa dijadikan satu. Hanya bermodalkan aplikasi instagram dan aplikasi edit foto, kamu sudah bisa bikin konten dengan kunjungan yang banyak dari pengguna lain. Tenang... Saya tidak menyarankan kamu nulis di blog kok hehe.
Beberapa orang memang jadi penulis secara nggak sengaja, berawal dari iseng doang, atau karena emang suka cerita gitu. Penulis disini tidak berbatas hanya pada buku ya, menulis di platform tertentu juga artinya kalian sudah bisa disebut penulis (pemula) hehe. Tetapi tentu berbeda sih jika sejak SD sudah suka menulis, lalu diasah ikut kelas workshop sana-sini, dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang tiba-tiba resign dan pengen menulis buku! Tapi kita Aamiinkan saja pembaca! Yey.
Oke, ada lima alasan penting kenapa saya memilih menulis blog. Alasan pertama sebagai pengingat. Sebaik-baik nasihat adalah nasihat yang ditujukan untuk diri sendiri. Begitu pula ketika menulis di blog. Kedengarannya kolot ya? Baik. Enggak masalah, soalnya saya agak parno dengan Alzheimer. Penyakit yang menghancurkan memori dan fungsi mental lainnya. Banyak hal yang saya rasakan, saya pahami, dan saya alami selama seperempat abad ini, jadi penting rasanya bagi saya untuk selalu bersyukur akan keadaan saya sekarang. Tidak menggerutu terkait ''kok saya begini-begini terus, teman saya sudah nikah, punya mobil, dan lain sebagainya''. Sebagai pengingat kalau saya pernah merinitis pendidikan hingga susah payah lulus, kemudian bekerja. Nyatanya bahwa hidup dan hanya sementara dan manusia tidak akan pernah merasa puas. Pencapaian yang dianggap sepele padahal banyak lika-liku hidup didalamnya. Ataupun ketika saya sudah merasa di posisi 'paling', saya ingat, bahwa ada yang ada lebih diatas, maka jangan sombong.
Alasan kedua, tentu kalian sudah tau, saya hobi menulis. Sejak kecil saya terbiasa mencorat-coret huruf alfabet di rumah. Bahkan sedari SD sudah ingin menulis buku, padahal belum tau isinya apaan hahaha. Sampai sukanya saya menulis, disuruh untuk menulis oleh guru di papan tulis tentang apa saja ya mau-mau saja, padahal kalau diingat menulis di papan tulis menggunakan kapur itu cenderung berbahaya untuk kesehatan paru-paru, apalagi kalau butiran kapur itu terhirup hingga tertelan. Semoga tidak ada yang terhirup dan tertelan oleh saya, kalaupun ada, semoga sudah hilang dari badan, Aamiin.
Menulis juga tidak hanya di buku, di papan tulis, di rumah juga saya selalu diamanakah sebagai pembuat caption manakala mau menjual barang, orang tua hendak sharing materi di kelas whatsapp dan sebagainya. Jadi, saya rasa, milenials itu harus perlu menulis. Karena pekerjaan apa sih yang tidak membutuhkan kegiatan menulis di masa sekarang? Bahkan seorang customer service juga harus menuliskan kembali apa yang ia dengar dari keluhan customernya.
Ketiga, overthinking. Banyak masalah yang dihadapi tidak bisa membuat saya diam saja. Terkadang saya geram, mau curhat tapi enggak tau ke siapa, mau sharing dikira sombong, bangga sama masalah sendiri, yaa walaupun yang baca cuma beberapa. Karena yang saya ingat dari buya Hamka, manusia itu yang diingat, dikenang tulisannya kalau sudah tidak ada. Jadi kalau bukan melalui tulisan, apalagi? Termasuk di blog. Awal mula menulis tidak ada konten yang berfaedah menurut saya, hanya curhatan seorang gadis di kala galau melanda. Ah, sudahlah itu kan masa lalu... Ya, karena pernah begitu makanya saya fokus untuk mengubah mengganti menjadi sharing yang bermanfaat.Selain apa-apa yang kita kerjakan akan dimintai pertanggungjawabannya, apa yang penting sampai tidak penting juga perlu saya tanyakan lagi ada tentang urgensinya untuk di share.
Keempat, kenapa blog? Nyaman. Semasa kuliah, blog adalah masa menulis pertama dengan tulisan yang panjang, detil, dan gamblang. Tapi apalah daya, sehabis mengontrak mata kuliah itu, habis pula masa berlaku blog sayanya. Tidak terawat, tidak ada postingan rutin, temanya penuh dengan pohon dan rumput layaknya hutan belantara, ah saya mau dong kalau kalian punya kontak yang bisa menghapus akun blog, karena jujur saya lupa semua tentang blog itu.
Setelah menulis di blogspot saya pindah curhat ke medsos facebook, lalu pindah ke tumblr, tetapi karena tumblr di blokir oleh pemerintah, ya wassalam, semua postingan hilang seketika. Bisa sih akses via VPN gitu, tapi kasian untuk teman-teman saya yang suka baca, ribet di merekanya hehehe. Setelah di blokir, saya pindah lagi ke blogspot dan Alhamdulillah konsisten sampai sekarang, yaa walaupun baru beberapa artikel.
Terakhir! Menulis di blog serasa bisa menumpahkan segala keluh kesah tanpa batas. Walaupun saya sadar, tidak ada hal pasti yang saya dapatkan ketika saya menulis di blog. Pembaca? Kalau saya tidak share kecil kemungkinan akan di cari orang. Uang? Hah, apalagi. Pernah saya berharap karena uang, lalu seketika dapat, uang itu mudah sekali habis. Maka setelah itu saya tidak pernah lagi mengharapkan uang. Walaupun terkadang ada beberapa brand yang menawarkan content placement, ya ambil saja selama kamu setuju dengan itu. Cuma bagi saya, setidaknya ketika saya menulis. paling tidak, ada orang lain diluar sana yang dapat mengambil pelajaran dari hidup saya. Minimal apa yang saya dapatkan di webinar seperti tentang lingkungan juga biasa saya sharing di blog.
Setelah menulis di blogspot saya pindah curhat ke medsos facebook, lalu pindah ke tumblr, tetapi karena tumblr di blokir oleh pemerintah, ya wassalam, semua postingan hilang seketika. Bisa sih akses via VPN gitu, tapi kasian untuk teman-teman saya yang suka baca, ribet di merekanya hehehe. Setelah di blokir, saya pindah lagi ke blogspot dan Alhamdulillah konsisten sampai sekarang, yaa walaupun baru beberapa artikel.
Terakhir! Menulis di blog serasa bisa menumpahkan segala keluh kesah tanpa batas. Walaupun saya sadar, tidak ada hal pasti yang saya dapatkan ketika saya menulis di blog. Pembaca? Kalau saya tidak share kecil kemungkinan akan di cari orang. Uang? Hah, apalagi. Pernah saya berharap karena uang, lalu seketika dapat, uang itu mudah sekali habis. Maka setelah itu saya tidak pernah lagi mengharapkan uang. Walaupun terkadang ada beberapa brand yang menawarkan content placement, ya ambil saja selama kamu setuju dengan itu. Cuma bagi saya, setidaknya ketika saya menulis. paling tidak, ada orang lain diluar sana yang dapat mengambil pelajaran dari hidup saya. Minimal apa yang saya dapatkan di webinar seperti tentang lingkungan juga biasa saya sharing di blog.
Baca juga: Belanja Bawa Tas Sendiri, Kenapa Tidak?
Wajah dan raga kita tidak pernah bersentuhan, namun jiwa kita nyata, selalu ada di dalam doa. *peluk pembaca elsajalanjalan satu-satu*
Kelima alasan tersebut membuat saya masih tetap menulis hingga sekarang. Walaupun tentu ada keluhan kecil juga ketika saya menulis, misalnya tidak tahu hendak menulis apa. Sudah ada deadline tetapi ide masih mentok, hingga batrai laptop lemah saat di rumah lagi mati listrik wkwkwk.
Kelima alasan tersebut membuat saya masih tetap menulis hingga sekarang. Walaupun tentu ada keluhan kecil juga ketika saya menulis, misalnya tidak tahu hendak menulis apa. Sudah ada deadline tetapi ide masih mentok, hingga batrai laptop lemah saat di rumah lagi mati listrik wkwkwk.
Yang terpenting, tidak ada ruginya kok jika kalian menulis, toh wawasan bertambah dan apa yang ada dipikiran tidak stuck di hati, jadi terbagi hehe. Justru juga saya lihat muncul dari teman-teman sama di kelas Growth Blogger #1. Alhamdulillah saya masuk ke dalam 42 peserta terpilih untuk masuk ke kelas bersama coach-coach, Mas Irwin, Mas Bahrul Ilmi, Mas Pewe dan teman-teman lain yang tentunya lebih senior dari saya yang masih belajar ini. Kelas pertama kemarin malam dengan pemateri mbak Monica Anggen mengenai Mahir Menulis dan Editing Blogspot. Terdengar materi biasa, tapi siapa sangka banyak ilmu baru yang saya temukan di sana. Tapi... Siapa sih mbak Monica? Kalian bisa kunjungi di www.monicaanggen.com.
Gimana? Materinya daging semua, tapi lebih daging kalau sekali-kali pakai zooming session biar langsung tanya sama praktik hehe. Semoga setelah kalian membaca ini, terbuka wawasan kalian dan memilih untuk menulis. Hiya hiyaaaa! Jadi, kalau kamu? Apa alasan kamu menulis di blog?
Kalau kata mbak Monica, sebaiknya motivasi menulis kita itu satu, sehingga kita fokus. Lalu, bagaimana dengan orang yang motivasinya banyak? Ya bagus. Hanya saja pilih salah satu yang paling sesuai dengan dirimu. Supaya apa? Sebagai penguat ketika keadaan yang kita alami tidak sesuai dengan harapan. Tulisanmu adalah dirimu. Balik lagi, kita ingin dikenal sebagai apa? Pemarah? Lemah lembut? Periang? Semua tertuang dalam tulisan kita, kata mbak Monica. Dari situ saya kembali berpikir kalau sedang emosi jangan di posting-posting, ntar malu hehe :))
Terus gimana sih cara mbak Monica mencari ide agar tidak mengalami writer's block? Cusss saya buatkan poinnya:
- Mulailah membaca buku. Baca buku apa yang kita butuhkan, apa yang kita suka dan senangi, atau kalau berani, bahas saja apa yang belum pernah orang lain tuliskan.
- Jalan-jalan. Ya, dengan pergi melancong ke sana ke mari, tentunya akan memberikan masukan baru bagi kita, baik itu secara sudut pandang, menambah wawasan baru, atau ya bisa dikembangkan menjadi sebuah artikel menarik tentunya.
- Film. Banyak orang yang suka menonton film kemudian sudah lupa begitu saja. Padahal, kalau kita bisa menulis review film, selain pembaca blog kita banyak, kita juga bisa membantu orang yang tidak mampu atau sempat ke bioskop untuk tahu cerita dari film tersebut, yaaa terpenting sih jangan spoiler CMIIW.
- Journaling. Ini banyak banget digandrungi ibu-ibu muda, katanya dengan journaling bisa menghilangkan stress, melupakan semua masalah yang ada. Hehehe, belum pernah nyobain sih, tapi ke depannya mungkin bisa dicoba.
- Targetkan berapa artikel yang hendak selesai? Misal sebulan harus ada minimal 3 artikel. Minimal seminggu 1 artikel berarti.
- Dan yang terpenting, bawa rasa ke dalam tulisan. Jadilah diri sendiri, tidak melakukan plagiat. Karena apa yang dibawa menggunakan rasa insyaAllah sampai ke pembaca.
Komen di bawah ya! :))
Nahh kl overthinking bs juga dituangkan ke dalam blog ya Elsa... Jd gak kepenuhan itu kepalanya hihi... Skalian jd self healing juga... Btw mantul sharing Mbak Monica nya ya
ReplyDeleteManusia itu yang diingat dan dikenang, tulisannya saja.
ReplyDeleteJlebb sekali Elsa.
Dengan menulis maka kita serasa terus hidup ya
Barakallah
Target artikel, sedang daku lakukan juga mbak. Berusaha biar tetap menghasilkan karya tulis. Doakan daku istiqomah membuatnya, hehe. SemangatCiee menulis.
ReplyDeleteNah sesama overthinking, mari kita toss dulu nih ���� emang obat ya kak nulis biar mengurangi overthinking. Hhhaha
ReplyDeleteDulu waktu jaman alay aku nulis di blog buat curhat gt, Sa, wkwk. Akward bgt kl diinget-inget. Makin ke sini blog aku makin gak kerawat. Mau nulis banyak tp ada aja alesannya. Ini lg ikut kelas kelas nulis. Mulai baca-baca lg krn dulu tagline blog aku ki "Malas membaca? Menulislah" wkwk. Duh jd malu🙈
ReplyDeleteCocok banget dengan aku yang masuk generasi milenial 😍 sangat membantuu
ReplyDeleteBtw tulisan Elsa enak dan konsisten. Kebanyakan tentang lingkungan. Jadi senang karena millenial peduli juga dengan lingkungan. 🥰
ReplyDeleteFOKUS, kata inilah yg susahh banget aku terapkan dalam hidup. Tapi pelan2 aku ingin mulai fokus khususnya dalam menulis. Aku yakin semua orang bisa menulis, menulis bukan bakat.
ReplyDeleteWalau sama-sama bisa diakses oleh siapa saja, tp nulis di blog emang suasananya beda daripada nulis di sosial media.
ReplyDeleteSeakan lebih lepas buat nulis apapun itu.
Makjleb banget ya, tujuan menulis itu mesti fokus. Makasih banget elsa, dari tulisan ini diinginkan kembali. Sukses terus ya. Fighting!
ReplyDeleteSelain menulis saya setuju untuk memberi keseimbangan dengan membaca.
ReplyDeleteKak Monic emang keren sih ilmu nulisnya, terbukti dari best seller buku²nya. Pengalaman dan cara penyampaian materinya jg bisa enak banget nyentuh hati ya mbak haha
ReplyDeleteSaya juga lumayan sering menjadikan blog sebagai tempat berkeluh kesah, terus abis itu sembuh deh. Aneh juga bisa seajib itu!
ReplyDeleteNulis menjadi jalan menyampaikan hal yang kadang ga bisa diungkapkan.
ReplyDeleteMeskipun terkadang gatau mau harus nulis dari mana duluan.
Terimakasih Elsa telah menguatkan kembali bahwa writing is healing.
Ntah tahun berapa, pernah bikin blog, tapi sampe sekarang ga prnh diisi😅
ReplyDeletePernahnya cuma dua kali keknya, itu pun curhat
Trus semakin kesini makin jarang nulis, jadi makin ga pede ngepublish
Gimana gitu kk😅
Terimakasih kk Elsa. Sangat bagus kk, saya suka. Kembali menguatkan
ReplyDeleteTerimakasih kak Elsa, postingan ini mengingatkan saya untuk menulis lagi di blogspot yang mungkin kini sudah berdebu
ReplyDeletesemangattt!!!!!!
ReplyDeleteDulu banget pernah punya blog tempat curhat tapi sekarang terbengkalai. Abis baca ini jd pengen membangun blog lagi. Manatau bisa bersaing dengan elsajalanjalan :D
ReplyDeleteWaah bener banget mba, gara-gara overthingking aku sering banget curhat di blog. Semacam pelarian saat ngga bisa ngungkapin melalui lisan.
ReplyDeleteIya juga yah, blog bisa jadikan wadah semua keluh kesah biar plong
ReplyDeleteOver thinking bagusnya memang ke tulisan... Biar tersalurkan dengan baik yang menumpuk di otak.
Entah sejak kapan mulai malas baca buku, kecuali 'diwajibkan'. Malah yang ada nambah pengetahuan dari nonton film. Kalo ada yang dikepoin dari film itu barulah browsing dan baca-baca artikelnya (bukan e-booknya). Bahaya ini yah, nanti stok diksi bisa berkurang dan nggak variatif. Oh diriku, ayolah membaca buku.
ReplyDeleteSaya sering overthinking juga. Ada masalah sedikit langsung deh overthingking. Dan setiao kali overthingking saya juga menulis meski itu hanya satu atau dua kalimat. Setelahnya langsung nggak overthingking.
ReplyDeleteTerima kasih els untuk ilmunya, sangat bermanfaat terutama buat aku yg masih malas sekali untuk mulai menulis kembali dalam bentuk apapun.
ReplyDeleteAwalnya ku jg sangat senang menulis, salah satu mimpi dari kecil pengen jadi penulis. 😂
Sederhana, aku slalu menuliskan apa2 yg terjadi setiap harinya dibuku gitu, bahkan ku selalu menuliskan apa yg akan dilakukan dlm jangka waktu 2, 5, dan 10 tahun kedepan dan menceklist nya. Aku ingat salah satu pemateri di workshop gitu bilang "setiap mimpi & cita2 harus diikat dengan tulisan".
Seiring berjalannya waktu dgn berbagai alasan, sekarang aku hanya penikmat tulisan2 org saja.
Semangat berkarya els, berkah & bermanfaat utk semua org setiap tulisan2 nya. 😊
Pengingat, intinya sama kayak yg kamu jelasin, tulisan itu sbg pengingat. Karena aku suka jalan2, jadi aku menyimpan memori jalan aku itu di tulisan. Biar nanti kalau dibaca2 lagi aku ingat "oh ternyata aku pernah kesini". Menurutku, nulis tuh bisa buat imajinasi kita lebih berkembang, tapi kadang aku juga suka masih mentok di penggunaan kosa kata.
ReplyDeleteTerlepas dari itu, aku jadikan kegiatan menulis ini sbg bentuk hiburan 😉
Iya... mbak Saya juga semenjak rajin menulis tambah pintar. Bagaimana ngak, sebelumnya harus baca dulu sumbernya.
ReplyDeleteDan juga pikiran suntuk bisa pecah lantaran udah terbagi
Poin 5 aku banget...cuma aku biasanya curhatnya ga aku publish.. Buat dibaca2 sendiri. Hihi..
ReplyDeleteiya tuh, blog ini tempat kita bisa berkeluh kesah hehe
ReplyDeletesama mbak, untuk sekarang nulis ya nulis aja, masalah dapat job atau selebihnya bagi aku itu bonus :D
ReplyDeleteJangan jangan dulu waktu di tanya "siapa yang mau bantu bu guru nulis" kamu selalu unjuk tangan ya mba :) padal biasa orang lempar2an hehe
ReplyDeleteHihihi, aku gak nunjuk tangan tapi sering disutuh Bu guru. Herannya untuk pelajaran yang gak disukai aku suka ngasal nulis catatannya.
DeleteMillenial yang suka nulis aku jarang aku temuin loh :) apa aku aja yang kurang gaul yaa heheh :)
ReplyDeleteHi, sesama overthinking. Tapi biasanya orang-orang overthinking punya banyak bahan tulisan wkwk. Daripada dipikir terus mending dialirkan jadi tulisan kan? Happy blogging!
ReplyDeleteMasyaa Allah..saya emak milenial kali ya kalau berdasarkan kategori tulisan kali ini..terima kasih atas sharingnya..
ReplyDeleteSaya sering mengalami writer's block. Kalo da gini, saya lebih milih travelling. Langsung keluar ide nya, wkwk.
ReplyDeleteSemua alasan yang elsa tulis tu bener banget, itulah juga motivasi kakak buat menulis, tetap semangat elsa :)
ReplyDeleteHehehe, kalo aq lebih ke poin 4 kali ya, nyaman. Gak terasa udah 3 taun ngeblog serius. Feedback nya positif terussss
ReplyDelete